Kemenkes Waspadai Lonjakan HIV dan IMS: “Anak Muda Harus Lebih Peduli”
- account_circle Tim Redaksi
- calendar_month Ming, 22 Jun 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Pemerintah terus memperkuat layanan kesehatan yang ramah, inklusif, dan mudah dijangkau oleh masyarakat, terutama kaum muda dan kelompok rentan.
REGIONINDONESIA.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan estimasi mengejutkan: jumlah orang dengan HIV (ODHIV) di Tanah Air diperkirakan mencapai 564 ribu jiwa pada tahun 2025. Namun, hanya sekitar 63 persen dari mereka yang mengetahui status kesehatannya. Dari yang sudah terdiagnosis, sekitar 67 persen menjalani terapi antiretroviral (ARV), dan baru 55 persen yang berhasil menekan jumlah virus hingga tidak terdeteksi.
“Penularan HIV di Indonesia masih dominan di kalangan kelompok berisiko seperti laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), waria, pekerja seks perempuan, dan pengguna napza suntik,” ujar dr. Ina Agustina, Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI dalam konferensi pers, Jumat (20/6), dilansir dari Detik.com.
Namun, kondisi di Papua menjadi perhatian serius. Tidak lagi hanya terbatas pada kelompok kunci, penularan HIV di wilayah ini telah menyebar ke masyarakat umum. Prevalensi HIV di Papua bahkan menembus 2,3 persen, jauh lebih tinggi dibanding daerah lain.
Kemenkes mencatat bahwa 76 persen kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi hanya di 11 provinsi, yakni:
- DKI Jakarta
- Jawa Timur
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Sumatera Utara
- Bali
- Papua
- Papua Tengah
- Sulawesi Selatan
- Banten
- Kepulauan Riau
Meski tren kasus HIV baru cenderung stagnan dalam tiga tahun terakhir, peningkatan signifikan terjadi pada kasus Infeksi Menular Seksual (IMS), khususnya di kalangan anak muda.
Data Kemenkes RI mencatat pada tahun lalu:
- 23.347 kasus sifilis, dengan 19.904 di antaranya adalah sifilis tahap awal
- 77 kasus sifilis kongenital, akibat penularan dari ibu ke bayi
- 10.506 kasus gonore, dengan DKI Jakarta sebagai daerah dengan angka tertinggi
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat, terutama kelompok populasi kunci, untuk melakukan tes HIV dan IMS secara rutin, sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini.
“Kita harus putus mata rantai penularan. Edukasi, tes berkala, dan pengobatan adalah kunci untuk menuju eliminasi HIV dan IMS di 2030,” tegas dr. Ina.
- Penulis: Tim Redaksi
Saat ini belum ada komentar