Muzakir Manaf: Dari Pejuang di Rimba ke Kursi Gubernur Aceh ke-20
- account_circle Tim Redaksi
- calendar_month 0 menit yang lalu
- visibility 1
- comment 0 komentar

Bagi saya, Aceh bukan hanya tempat kelahiran. Ia adalah darah, jiwa, dan tanggung jawab yang tak pernah selesai.”
— Muzakir Manaf
REGIONINDONESIA.COM – Dalam catatan sejarah panjang Aceh, nama Muzakir Manaf atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mualem, memiliki tempat yang tak bisa disingkirkan. Ia bukan sekadar politisi biasa—ia adalah simbol perjalanan Aceh dari konflik menuju rekonsiliasi, dari perjuangan bersenjata menuju panggung demokrasi.
Lahir di Aceh Utara pada 3 April 1964, Mualem tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai keberanian, keteguhan, dan semangat keacehan. Nilai-nilai itulah yang membentuk karakter dan arah hidupnya, hingga suatu hari ia menjadi salah satu tokoh sentral dalam perjuangan bersenjata Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Dari Panglima Gerilya ke Panggung Demokrasi
Tahun 2002 menjadi titik balik penting bagi Mualem. Setelah wafatnya Abdullah Syafi’i—panglima tertinggi GAM—ia dipercaya sebagai pemimpin militer tertinggi GAM. Di tengah tekanan dan risiko besar, ia menjalankan peran itu dengan penuh keyakinan, berjuang dari balik rimba, melawan, sekaligus merawat semangat keadilan yang diyakini rakyat Aceh saat itu.
Namun sejarah berubah pada 15 Agustus 2005. Ketika MoU Helsinki ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dan GAM, Aceh memasuki babak baru: damai. Mualem menjadi bagian penting dari proses itu. Tak tinggal di masa lalu, ia memilih masuk ke dunia politik formal sebagai bentuk pengabdian baru.
Tahun 2007, ia mendirikan Partai Aceh, rumah politik bagi mantan kombatan dan rakyat Aceh yang ingin memperjuangkan hak-hak daerah secara konstitusional. Ia menjabat sebagai ketua umum pertama dan masih memimpin partai itu hingga kini.
Kemenangan Politik dan Amanah Gubernur
Mualem pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh periode 2012–2017, mendampingi Zaini Abdullah. Kepemimpinannya dikenal tegas namun membumi, dekat dengan rakyat, dan kuat dalam menjaga narasi Aceh yang damai namun bermartabat.
Setelah beberapa tahun vakum dari jabatan eksekutif, ia kembali maju dalam kontestasi Pemilihan Umum Gubernur Aceh 2024. Mengusung semangat keberlanjutan dan kebangkitan Aceh, Mualem berhasil memenangkan pertarungan melawan Bustami Hamzah dan resmi dilantik sebagai Gubernur Aceh ke-20 pada 12 Februari 2025 untuk masa jabatan 2025–2030.
Di Balik Sosok Mualem
Meski dikenal keras dalam prinsip dan perjuangan, Mualem dalam kehidupan pribadinya adalah seorang suami dari Marlina Usman, ayah dari lima anak, dan anak dari pasangan Manaf dan Zubaidah. Ia hidup sederhana namun memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan, pengembangan ekonomi daerah, dan pelestarian nilai-nilai adat Aceh.
Sebagai Waliyul ‘Ahdi Lembaga Wali Nanggroe Aceh sejak Desember 2022, ia juga memegang peran simbolik dan strategis dalam menjaga marwah Aceh sebagai daerah yang memiliki kekhususan dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Dukungan Tak Terduga dan Politik Realistis
Salah satu keputusan politik penting Mualem yang menuai perhatian publik terjadi pada 26 Desember 2023. Meski berlatar belakang mantan gerilyawan dan dikenal sebagai tokoh lokal, ia secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilu Presiden 2024. Sebuah pilihan yang menunjukkan bahwa bagi Mualem, politik bukan soal dendam atau masa lalu, tetapi soal arah masa depan.
Mualem dan Harapan Aceh
Kini, sebagai Gubernur Aceh ke-20, Muzakir Manaf dihadapkan pada harapan dan tantangan besar: menyeimbangkan antara semangat lokalitas dan pembangunan nasional, antara menjaga identitas Aceh dan membuka diri terhadap kolaborasi lebih luas.
Masyarakat Aceh menggantungkan harapan besar pada sosok yang pernah berjalan dalam gelap rimba dan kini memimpin dari cahaya podium. Dari rimba konflik ke ruang rapat pemerintahan, Mualem telah membuktikan satu hal: bahwa perubahan bukan sekadar mungkin, tapi bisa dipimpin oleh mereka yang paling memahami luka masa lalu.
(Dihimpun dari berbagai sumber resmi, media nasional, dan dokumen pemerintahan)
- Penulis: Tim Redaksi
Saat ini belum ada komentar